Sunday, July 20, 2014

The persecution of Ahmadi Muslims must end

Call yourself a Muslim—imprisonment for three years.
Profess the Islamic creed—imprisonment for three years.
The list goes on and on.
That’s what life is like for Ahmadi Muslims in Pakistan, who are even sent to jail for worshipping in non-Ahmadi mosques or public prayer rooms, using the Islamic greeting in public, and publicly quoting from the Qur’an.
The Ahmadiyya Muslim Community is a sect of Islam that believes in the Messiah, Mirza Ghulam Ahmad, to be the promised reformer sent from God for uniting all faiths. They are the fastest growing sect within Islam as their presence is in over 200 countries, and they number in the tens of millions.
Ahmad was sent to re-establish man’s commune with God, and prove to the world that the God that used to speak, still speaks, and the God that used to hear, still hears. He brought Islam back to its pure and pristine teachings, and as a result there is everlasting peace within the Ahmadiyya Muslim Community.
The cost of accepting him however, has been brutal persecution for the past century. Ahmadi Muslims are a group of Muslims that face state-sponsored persecution in Pakistan for holding certain beliefs. In 1974, constitutional changes were made to stop them from practising their faith. The second amendment states: “A person who does not believe in the absolute and unqualified finality of the Prophethood of Muhammad (Peace be upon him)...or recognizes such a claimant as a Prophet or religious reformer, is not a Muslim...”
Seem like an outdated issue (since the amendment dates back to 1974)?
Think again. In 2008, two prominent Ahmadi Muslims were brutally murdered on September 8 and 9, right after a program was aired on Geo TV in Pakistan, encouraging and provoking the killing of Ahmadi Muslims on September 7. Since then dozens of Ahmadis have been assassinated and targeted.
But in 2010, perhaps the epitome of persecution occurred in what are now deemed the “Lahore attacks”. Two mosques in Lahore, belonging to the Ahmadi Muslims, were simultaneously attacked, and around 86 members were killed, and over 100 injured.
Now fast forward to just a month ago, when Canadian citizen and cardiologist Dr. Mehdi Ali was brutally murdered while he was pursuing humanitarian efforts in Pakistan. He left the comfort of his home in an affluent western country, and went to Pakistan to serve patients for free. One morning after prayers, he went to visit some graves of elders in his family, and on his way out he was brutally murdered—11 bullets pumped into his body, as his wife and child watched helplessly.
The persecution of Ahmadi Muslims has become a very serious issue and is drawing international attention. After the killing of Dr. Mehdi Ali, Canadian MP Judy Sgro said at a press conference, which I attended, that this had been enough. She said we have spoken lots, but now it is time to take serious action and ensure that the Pakistani government repeals these laws.
The only thing that Ahmadi Muslims can do is flee the country, but even that’s tough. It is difficult for Ahmadi Muslims to leave Pakistan for many reasons, the primary one being that you have to sign an agreement declaring: “I consider Mirza Ghulam Ahmad to be an imposter, and also consider his followers non-Muslim.”
But even despite all the persecution, and all the hatred, the Ahmadiyya Muslim Community is still the fastest growing sect within Islam. They are also the largest group of Muslims united under one leader, the Khalifa of Islam, Mirza Masroor Ahmad.
It seems strange, but when you consider that their universal motto—that they’ve been preaching and practicing all over the world—is “Love for all, hatred for none”, it makes sense.
After all, hate begets hate, but love begets love.
And as the late fourth caliph of the Ahmadiyya Muslim Community used to say, “Swords can win territories, but not hearts. Forces can bend heads, but not minds.”

http://www.straight.com/news/688576/jari-qudrat-persecution-ahmadi-muslims-must-end

Friday, July 18, 2014

Ringkasan Khutbah - 11 Julai 2014




Saiyidina Hazrat Khalifatul Maseeh Al-Khamis telah memulakan khutbah Jumaat pada 11 Julai 2014 dengan menilawatkan ayat Al-Quran dari surah Al-Baqarah ayat 186.

Selanjutnya Huzur berkata:-
“Ayat yang ditilawatkan tadi dan dikaitkan dengan bulan Ramadhan memberitahu tentang hubungan berkat di antara Al-Quran dan bulan Ramadhan. Sebab itu, orang yang hendak meningkatkan keimanan, hendak menyebarkan Al-Quran di seluruh dunia, hendak mendapatkan qurub atau kedekatan kepada Allah dan hendak mendengar lafaz “FA INNII QORIIBUN”, maka mereka hendaklah menunaikan hak puasa dengan memahami sebenar-benarnya hubungan Ramadhan dan juga Al-Quran. Dan apa yang sebenarnya ialah, bersama-sama dengan puasa hendaklah membaca Al-Quran dan memahaminya.

Dalam bulan Ramadhan, Al-Quran mula diturunkan. Malaikat Jibril setiap tahun akan turun dalam bulan Ramadhan berjumpa Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam untuk mengulangi ayat-ayat Al-Quran yang sudah diturunkan. Dan pada tahun kewafatan Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam, ia diulangi sebanyak dua kali. Jadi perkara ini member perhatian kepada kita supaya dalam bulan Ramadhan ini, kita berusaha mengkhatam Al-Quran sekurang-kurangnya sekali dan berusaha memahaminya ajarannya.

Di dalamnya ada Furqan (pembeza) dan juga dalil jelas untuk membezakan antara yang hak dan yang batil. Orang yang beramal padanya akan mencapai darjat yang tinggi dari segi amalan, rohani, dan keyakinan serta menjadikan mereka lebih menyerlah dalam masyarakat. Jadi, hendaklah sentiasa ingat perkara-perkara yang selalu dilupakan. Inilah kitab yang sangat sempurna dan tidak ada terdapat di mana-mana tandingannya.

Huzur menyampaikan tentang ketinggian Al-Quran, kepentingannya dan kewajipan kita dengan mempersembahkan petikan dari Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam.

Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam bersabda:-
“Al-Quran adalah satu kitab yang terbukti lebih agung dari semua kitab-kitab atau lembaran-lembaran yang terdahulu. Sejauh mana kalam-kalam yang lain tidak dapat mencapainya seperti kesempurnaan nubuwat yang berakhir pada Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam, demikian juga kesempurnaan kalam-kalam berakhir pada Al-Quran. Baginda sebagai Khatamun Nabiyyin dan kitab baginda sebagai Khatamul Kutub. Tinggalkanlah kitab-kitab lain dan bacalah siang dan malam kitab Allah ini. Anggota jemaat kita seharusnya sibuk dengan Al-Qur’an, memberi perhatian serius sepenuh hati, dengan itu nanti kejayaan akan dapat dimiliki. Di hadapan nur itu, kegelapan akan menghilang. Dalaman seorang insan boleh diperbaiki dan diubah melalui ibadat solat yang juga merupakan doa sebenar.”

Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam bersabda:-
“Al-Quran adalah sebuah kitab yang berkat dan buahnya sentiasa segar, sebab itu sentiasalah membaca Al-Qur’an dan berdoa, serta berusaha untuk beramal sesuai dengan ajaran Al-Quran. … Inilah perkara yang sebenarnya bahawa apa sahaja yang telah diajarkan oleh Allah di dalam Al-Quran, selagi manusia tidak sepenuhnya mengikuti perintah-perintah Al-Quran, maka tidak akan ada kemajuan yang dapat diperolehi. Kemajuan dan hidayat hanya boleh diperolehi dengan beramal atas perintah Al-Quran”.

Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam bersabda:-
“Allah Ta’ala telah memberikan ihsan yang sangat besar untuk kamu dengan mengurniakan kitab seperti Al-Quran ini. Jadi, hargailah nikmat ini kerana ia sangat bernilai”.

Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam bersabda:-
“Ketika sedang menilawatkan Al-Quran, apabila tiba di tempat yang menyentuh tentang rahmat maka mohonlah rahmat Allah. Apabila membaca ayat tentang azab atas suatu kaum, maka mohonlah perlindungan dari azab Allah Ta’ala”.

Hazrat Maseeh Mau’ud alaihissalam bersabda:-
“Ajaran yang perlu untuk kamu ialah jangan tinggalkan Al-Quran ibarat barang yang tidak digunakan. Orang yang memuliakan Al-Quran akan mendapat kemuliaan di atas langit. Untuk manusia di muka bumi ini, tidak ada kitab lain melainkan Al-Quran. Sekarang ini untuk manusia, tidak ada rasul atau pemberi syafaat selain daripada Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam.

Huzur berkata:- Semoga dalam bulan Ramadhan ini kita mendapat kurnia dari berkat Al-Quran yang penuh khazanah penting. Amin.


Makkah Al-Mukarramah

  Wahai anak-anak! Kita semua tahu bahawa alam ini diciptakan oleh Allah semata-mata untuk kekasih-Nya Nabi Muhammad sallallaahu alaihi wa...